Kualitas perguruan tinggi, baik swasta maupun negeri, umumnya dapat dikenali dari capaiannya menurut beraneka instansi penilaian mutu perguruan tinggi. Hal berikut dapat dijadikan acuan bagi para lulusan SMA sederajat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan. Salah satu diantaranya adalah Quacquarelli Symonds (QS) Stars University Ratings atau QS Stars, yakni instansi internasional terkemuka untuk menilai mutu perguruan tinggi swasta, yang berpusat di London, Inggris.
QS Stars berlangsung sejak 2010 dan kini telah termasuk 275 perguruan tinggi di 45 negara di dunia. QS Stars melakukan audit tiap tiap tiga tahun sekali, bersama penilaian atas sejumlah kategori. Kategori pertama, yang disebut syarat-syarat inti, terdiri dari mutu pengajaran, karier lulusan (employability), penelitian, dan internasionalisasi.
Mengingat bahwa urusan universitas bukan cuma penelitian dan pengajaran, QS Stars juga menilai mutu lingkungan studi atau learning environment yang seringkali menjadi pokok kehidupan para mahasiswa. Dalam kategori ini, universitas dinilai berdasarkan kelengkapan fasilitas, menjadi dari sarana olahraga, perpustakaan, teknologi informasi, kesehatan, hingga ketersediaan komunitas mahasiswa.
Kriteria yang ketiga ialah keunggulan di dalam bidang pengetahuan khusus (specialist) yang ditandai bersama raihan akreditasi nasional maupun internasional program-program studi secara khusus, karena kampus-kampus spesialis pun berhak memperoleh pengakuan. Kriteria keempat disebut syarat-syarat sambungan (advanced). Pada syarat-syarat ini, perguruan tinggi berhak memilih untuk dinilai berdasarkan dua dari kategori-kategori berikut: sarana dan kesibukan seni-budaya, inovasi, tanggungjawab sosial, dan keterbukaan (inclusiveness).
Jumlah bintang QS Stars pada overall rating tunjukkan hasil penilaian keempat syarat-syarat tersebut. Dua bintang, misalnya, diberikan kepada perguruan tinggi-perguruan tinggi yang mempunyai reputasi domestik baik, menjadi bagian penting dari komunitas lokalnya, dan aktif melakukan penelitian; sedang tiga bintang diberikan bagi perguruan tinggi yang telah mempunyai reputasi yang baik secara nasional, mempunyai mutu penelitian yang baik, dan mempunyai lulusan-lulusan yang berkualitas; dan seterusnya.
Di Indonesia, pada 2016, Universitas Islam Indonesia (UII) memperoleh overall rating tiga bintang dari QS Stars. Penilaian berikut merupakan hasil akhir dari perolehan lima bintang pada empat kategori, yakni karier lulusan, fasilitas, tanggungjawab sosial, dan keterbukaan. Sementara itu, untuk kategori pengajaran, UII memperoleh empat bintang. Tiga bintang adalah QS Stars overall rating paling baik yang diraih oleh perguruan-perguruan tinggi di Indonesia saat ini.
Dengan capaian tersebut, mutu UII dapat disetarakan bersama beraneka perguruan tinggi terkemuka di dunia, seperti University of Canberra, Australia; Central Queensland University, Australia; Southampton Solent University, Inggris; Eastern Mediterranean University, Turki; dan Russian State Social University, Rusia.
Untuk mencapai capaian tersebut, persiapan yang dilakukan oleh UII tentu tidak sedikit. Tak cuma menyiapkan infrastruktur berkelas dunia, UII juga membangun sumber energi manusia bersama mendorong para mahasiswa dan dosen untuk ikuti kegiatan-kegiatan bertaraf internasional. Perguruan tinggi yang terima penghargaan Green Campus pada tahun 2012, 2014, dan 2016 ini juga rajin mendorong budaya penulisan akademik di jurnal-jurnal ilmiah internasional.
Para calon mahasiswa dapat memakai proses penilaian mutu untuk memperbandingkan perguruan-perguruan tinggi sebelum memilih berhimpun bersama salah satunya. Sementara bagi kampus-kampus, ia dapat memperluas branding dan visibility, supaya dapat menjangkau lebih banyak mahasiswa; menonjolkan keunggulan-keunggulannya; serta menjadi bahan evaluasi untuk menaikkan kinerja.
Penilaian Mutu Perguruan Tinggi oleh Pemerintah
Sistem penilaian mutu perguruan tinggi adalah rujukan yang objektif dan terukur atas mutu suatu perguruan tinggi. Demikian pula penilaian mutu di tingkat nasional oleh badan akreditasi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
Pada tahun 2017, UII masuk di dalam jajaran 1% perguruan tinggi paling baik di Indonesia bersama peringkat ke-41 dari 4.642 perguruan tinggi.
Dalam “Perguruan Tinggi Swasta Tak Selalu Nomor Dua”, Irfan Teguh dari Tirto menulis: “Akreditasi di sejumlah program studinya [perguruan-perguruan tinggi swasta] banyak yang mencapai nilai A (paling tinggi).” Salah satunya adalah program studi pengetahuan hukum UII. Selain membawa mutu pengajaran tinggi, program studi itu juga dikenal unggul di dalam hal karier lulusan, bersamaan bersama penilaian lima bintang di dalam kategori berikut oleh QS Stars.
Saat ini, UII telah menghasilkan 91.297 lulusan yang mempunyai beraneka peran di masyarakat. Lebih dari sekadar pengakuan atas kemudahan mencari pekerjaan bagi alumnusnya, keutamaan karier lulusan UII, khususnya program studi pengetahuan hukum, juga nampak dari kiprah mereka di tingkat nasional. Kita kenal, pada lain, Mahfud MD, mantan ketua Mahkamah Konstitusi dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia; Busyro Muqoddas, mantan ketua Komisi Yudisial dan ketua Komisi Pemberantasan Korupsi; dan Artidjo Alkostar, mantan hakim Mahkamah Agung yang dihormati secara luas.